Breaking News

Senin, 03 Agustus 2015

5 Penyebab Utama Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi adalah masalah seksual yang sering dialami oleh kaum pria dari segala usia. Bagi banyak pria gangguan ini sangat memalukan dan karena itu perlu disembunyikan.
Padahal semakin terbuka anda terhadap penyakit ini maka semakin banyak informasi yang bisa anda dapatkan, salah satunya adalah mengetahui faktor-faktor penyebab disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi atau yang dulu dikenal dengan istilah impotensi adalah sebuah kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan pria dalam mencapai dan mempertahankan ereksi. Penis yang tidak bisa ereksi dengan keras akan menghambat proses penetrasi dan kadang menyebabkan hubungan seksual batal dilakukan.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya impotensi, baik itu karena faktor emosional maupun fisik. Menurut majalah online The Merck Manual, diperkirakan terdapat 50% pria berusia 40 sampai 70 tahun yang mengalami imptoten dalam beberapa tingkatan.

 

Penyebab Disfungsi Ereksi yang Jarang Diketahui Orang

Salah satu tahap yang harus dilalui dalam usaha menyembuhkan disfungsi ereksi adalah mengetahui faktor penyebabnya. Beda penyebab beda cara mengatasi dan beda obatnya. Dengan mengetahui apa-apa saja faktor penyebab disfungsi ereksi akan sangat membantu para penderita dalam mengidentifikasi mengapa dirinya mengalami kondisi tersebut.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini 5 penyebab disfungsi ereksi yang jarang diketahui orang:

1. Penyakit Endokrin

Tubuh memiliki sistem endokrin yang memproduksi hormon serta bersama-sama syaraf mengatur metabolisme, fungsi seksual, fungsi reproduksi, suasana hati dan lain-lain. Adanya penyakit endoktrin dalam tubuh adalah salah satu penyebab disfungsi ereksi.
Diabetes adalah salah satu contoh dari penyakit endokrin yang dapat menyebabkan pria mengalami disfungsi ereksi. Penyakit diabetes adalah penyakit yang timbul akibat gaya hidup tidak sehat yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memanfaatkan insulin.
Salah satu efek samping yang berhubungan dengan penyakit diabetes kronis adalah terjadinya kerusakan saraf. Kerusakan pada saraf akan mempengaruhi sensitifitas penis terhadap rangsangan sehingga menyebabkan ereksi tidak keras.
Komplikasi lain akibat diabetes adalah terjadinya gangguan aliran darah menuju penis dan terganggunya produksi hormon. Kedua faktor ini berhubungan langsung terhadap terjadinya impotensi pada pria.

2. Gangguan Neurologis dan Saraf

Proses terjadinya ereksi dimulai dari sistem saraf, tempat dimana stimulus seksual diterima dan diolah, lalu kemudian diteruskan ke sistem-sistem tubuh yang berhubungan seperti sistem reproduksi. Beberapa kondisi neurologis dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ereksi pada pria.
Gangguan pada sistem saraf akan mempengaruhi kemampuan otak dalam berkomunikasi dengan sistem reproduksi sehingga dapat menyebabkan seorang pria sulit mengalami ereksi yang keras.
Beberapa contoh gangguan neurologis yang menyebabkan disfungsi ereksi adalah:
  1. Penyakit Alzheimer
  2. Tumor otak atau tulang belakang
  3. Sklerosis multipel
  4. Stroke
  5. Temporal lobe epilepsyl
Pria-pria yang pernah menjalani operasi kelenjar prostat juga dapat mengalami kerusakan pada saraf dan menyebabkan terjadinya impoten.
Begitu pula dengan pria yang sering melakukan olahraga sepeda jarak jauh dapat mengalami impotensi sementara. Hal ini terjadi karena adanya tekanan berulang pada area pantat, perineum dan alat kelamin yang dapat mempengaruhi fungsi saraf.

3. Obat-Obatan

Beberapa jenis obat resep dokter diketahui dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi pada pria, contohnya obat hipertensi seperti ACE inhibitor, alpha blockers dan Diuretik.
Seorang pria tidak boleh berhenti minum obat tanpa ijin dari dokter yang menangani meskipun obat tersebut diketahui dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Yang perlu dilakukan pasien jika mengalami kondisi tersebut adalah melakukan konsultasi terhadap dokter dan mengupayakan untuk mendapatkan jenis obat lain dengan efek samping yang lebih kecil.
Contoh obat yang dapat menyebabkan impotensi adalah:
  1. Alpha-adrenergic blockers, termasuk tamsulosin (Flomax)
  2. Beta-blockers, seperti carvedilol (Coreg) dan metoprolol (Lopressor)
  3. Obat kemoterapi kanker, seperti cimetidine (Tagamet)
  4. Depresan sistem saraf pusat, seperti alprazolam (Xanax), diazepam (Valium), dan kodein (ditemukan dalam berbagai nama merk obat)
  5. Stimulan sistem saraf pusat, seperti kokain atau amfetamin
  6. Diuretik, seperti furosemide (Lasix) dan spironolactone (aldactone)
  7. Hormon sintetis, seperti leuprolida (Eligard)
Sebisa mungkin hindari mengkonsumsi obat-obatan tersebut dengan secara intens berkomunikasi dengan dokter perihal efek-efek yang anda rasakan selepas mengkonsumsinya.

4. Gangguan Fungsi Jantung

Semua kondisi yang mempengaruhi kinerja jantung dan kemampuannya dalam memompa darah ke seluruh tubuh dapat menyebabkan impoten pada pria. Seperti diketahui, penis hanya bisa ereksi jika terisi penuh dengan darah, tanpa aliran darah yang cukup ke penis maka seorang pria tidak dapat mencapai ereksi full.
Salah satu jenis gangguan yang berkaitan dengan fungsi jantung adalah aterosklerosis, yaitu sebuah kondisi yang menyebabkan pembuluh darah tersumbat. Begitu pula dengan kadar kolesterol jahat dan tekanan darah yang tinggi juga meningkatkan risiko impotensi.

5. Faktor Gaya Hidup dan Gangguan Emosional

Untuk mencapai ereksi yang sempurna, seorang pria terlebih dahulu harus memiliki keinginan untuk berhubungan seks. Tidak boleh ada faktor-faktor yang memblokir keinginan tersebut.
Sayangnya kita hidup dalam lingkungan sosial yang sangat keras dan penuh tekanan. Kondisi-kondisi ini dapat memicu terjadinya stres, kecemasan, takut gagal dan perasaan negatif lain yang dapat memblokir saraf sehingga menyebabkan disfungsi ereksi.

Depresi dan kecemasan sangat berhubungan dengan peningkatan risiko disfungsi ereksi. Depresi adalah perasaan sedih, putus asa, kehilangan harapan, atau tidak berdaya. Kelelahan fisik yang memicu depresi juga dapat menyebabkan impotensi.

Kecemasan terhadap performa seksual juga dapat menjadi penyebab lain impotensi. Jika seorang pria pernah mengalami masalah ereksi di masa lalu, dia mungkin akan merasa takut tidak dapat mencapai ereksi lagi di masa depan. Kecemasan ini jika semakin dipikirkan justru dapat menurunkan kualitas ereksi.
Hal-hal yang bersifat situasional juga dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi, seorang pria bisa mengalami impoten ketika berhubungan seks dengan wanita tertentu tapi tidak juga kepada wanita lainnya. Atau terkadang mendapat ereksi yang normal saat melakukan masturbasi atau ketika tidur, tapi tidak mampu mempertahankan ereksinya saat sedang berhubungan seks dengan wanita.

Hal-hal seperti ini digolongkan sebagai penyebab psikis disfungsi ereksi yang penanganannya perlu melibatkan terapis dan konselor seksual.
Penyalahgunaan obat-obatan seperti kokain dan amfetamin dapat menyebabkan impotensi. Merokok dan terlalu banyak minum-minuman alkohol juga dapat mempengaruhi kemampuan pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.

Meskipun banyak penderita impoten berasal dari kalangan pria berusia 50 tahun ke atas tetapi impotensi tidak dianggap sebagai bagian dari penuaan. Seks sejatinya bisa dinikmati pada semua usia.
Disfungsi ereksi dapat menjadi sumber penderitaan bagi pria yang mengalaminya. Dalam banyak kasus, gangguan seksual ini juga dapat mempengarui harga diri dan bahkan mengganggu keharmonisan rumah tangga Impotensi dapat mengubah kehidupan manusia dan mempengaruhi harga dirinya.

Jika anda mengalami impotensi maka ada banyak pengobatan disfungsi ereksi yang bisa anda pilih, mulai dari metode alternatif, herbal sampai dengan metode konvensional seperti penggunaan pil Gasa dan bahkan operasi. Ada banyak intervensi yang bisa dilakukan oleh dokter untuk membantu seorang pria mendapatkan kembali fungsi seksualnya.

Demikian penjelasan singkat faktor-faktor penyebab disfungsi ereksi yang jarang diketahui orang, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Semut Dolop